Saya selama ini juga mempertanyakan 2 hal: apa efek negatif dari water kefir (apa bahayanya), dan apa tandanya kalau water kefir kita sdh mati. Tapi sy tdk berhasil mencari jawaban atas kedua pertanyaan ini di internet. Semua hanya menunjukkan efek positifnya saja.
Saya akhirnya mencoba mengamati pengalaman saya sendiri. Kemudian mengambil kesimpulan dari pengalaman tsb. Namun kesimpulan ini sama sekali jauh dari ilmiah, dan lebih bersifat dugaan saja pak. Saya berharap ada teman2 yg memiliki penjelasan lebih ilmiah.
Saya selalu percaya bhw water kefir memiliki kemampuan antibiotik, diperkuat dgn ulasan2 yg mengatakan bahwa bakteri jahat tertentu yg dimasukkan dalam kultur water kefir akan mati. Karena itu saya tidak pernah mencuci wadah tempat saya memelihara water kefir. Setiap saya panen, langsung saya masukkan air baru dan gula baru ke wadah yg sama, tanpa mencucinya dahulu. Suatu kali, saya menemukan adanya lapisan di atas busa yg ada dipermukaan. Sy minum saja selama beberapa kali. Dan hasilnya, saya mengalami sakit tenggorokan yg tidak biasa. Krn percaya pada kemampuan water kefir ini utk mengobati sakit tenggorokan, saya tetap minum kultur tsb.
Sakitnya malah bertambah parah. Akhirnya saya menyerah, saya hentikan dulu minum kultur tsb, dan minum obat antibiotik dr dokter. Ternyata tdk sembuh. Ganti antibiotik lagi, tdk sembuh juga. Sampai akhirnya saya biarkan saya, mengharapkan penyembuhan alami dari tubuh. Sy sembuh kira2 satu setengah bulan sampai dua bulan kemudian, sembuh dgn sendirinya. Ini sakit tenggorokan terlama dan teraneh yg pernah sy alami, sampai obat2an pun kok terasa tidak mujarab.
Saya mengambil kesimpulan sendiri dari pengalaman ini, bahwa mungkin benar water kefir memiliki kemampuan antibiotik. Namun kalau ada bakteri jahat yg berhasil hidup (mungkin di atas kultur tsb), maka bakteri itu akan bener2 kuat. Mungkin krn itu beberapa obat antibiotik yg sy pakai tdk mempan.
Dari sana saya belajar, bahwa kebersihan wadah water kefir sangat penting. Setelah itu saya mulai mencoba membeli kultur yg baru, dan menjaga kebersihan kultur tsb. Setelah 2 atau 3 x panen, saya akan menggunakan wadah yg baru. Wadah yg lama itu saya cuci dgn sabun, dan saya keringkan, untuk dipakai lagi seminggu atau kemudian. Dgn cara ini, kultur saya terjaga kebersihannya. Dan sy tdk lagi mengalami masalah spt itu lagi.
Jadi jika melihat ada lapisan yg tidak biasa di atas kultur water kefir kita, jangan diminum, lebih baik dibersihkan. (Saya tdk tahu apakah kultur yg lama tsb masih dapat dipakai kembali).
Efek negatif yg kedua adalah tdk terlalu berbahaya, malah sedikit menyenangkan, yakni sewaktu saya menggunakan air tebu untuk mengkultur water kefir saya. Setelah beberapa hari, kelihatannya kadar alkoholnya menjadi tinggi. Setelah minum segelas, saya lalu menyetir mobil. Dan saya merasakan kepala saya agak fly seperti org mabuk ringan. Sy kira ini pasti efek dr water kefir di air tebu tadi.
Ada pula tulisan di internet yg mencampurkan ginseng ke dalam kultur water kefir. Efeknya adalah orang sesaat menjadi “fly” atau “trance,” tapi sebentar kemudian normal kembali. Karena itu tidak disarankan mencampur water kefir dgn tanaman2 obat. Dgn buah2an masih ok, tp hati2 jika dgn tanaman obat - efeknya bisa tdk terduga. Tapi saya tidak pernah mengalami hal tsb, dan tdk mengetahui seberapa benar hal ini. Namun ini membuka kemungkinan untuk meneliti water kefir lebih lanjut.
Semoga berguna.
Salam.
(hermanto - kesehatan.kompasiana.com)
tag : Efek Negatif JAPANISHE KRISTALL ALGEN, Efek Negatif Japanishe Kristall Algae, Efek Negatif Kristall Algae, Efek Negatif water kefir
Read more
Saya akhirnya mencoba mengamati pengalaman saya sendiri. Kemudian mengambil kesimpulan dari pengalaman tsb. Namun kesimpulan ini sama sekali jauh dari ilmiah, dan lebih bersifat dugaan saja pak. Saya berharap ada teman2 yg memiliki penjelasan lebih ilmiah.
Saya selalu percaya bhw water kefir memiliki kemampuan antibiotik, diperkuat dgn ulasan2 yg mengatakan bahwa bakteri jahat tertentu yg dimasukkan dalam kultur water kefir akan mati. Karena itu saya tidak pernah mencuci wadah tempat saya memelihara water kefir. Setiap saya panen, langsung saya masukkan air baru dan gula baru ke wadah yg sama, tanpa mencucinya dahulu. Suatu kali, saya menemukan adanya lapisan di atas busa yg ada dipermukaan. Sy minum saja selama beberapa kali. Dan hasilnya, saya mengalami sakit tenggorokan yg tidak biasa. Krn percaya pada kemampuan water kefir ini utk mengobati sakit tenggorokan, saya tetap minum kultur tsb.
Sakitnya malah bertambah parah. Akhirnya saya menyerah, saya hentikan dulu minum kultur tsb, dan minum obat antibiotik dr dokter. Ternyata tdk sembuh. Ganti antibiotik lagi, tdk sembuh juga. Sampai akhirnya saya biarkan saya, mengharapkan penyembuhan alami dari tubuh. Sy sembuh kira2 satu setengah bulan sampai dua bulan kemudian, sembuh dgn sendirinya. Ini sakit tenggorokan terlama dan teraneh yg pernah sy alami, sampai obat2an pun kok terasa tidak mujarab.
Saya mengambil kesimpulan sendiri dari pengalaman ini, bahwa mungkin benar water kefir memiliki kemampuan antibiotik. Namun kalau ada bakteri jahat yg berhasil hidup (mungkin di atas kultur tsb), maka bakteri itu akan bener2 kuat. Mungkin krn itu beberapa obat antibiotik yg sy pakai tdk mempan.
Dari sana saya belajar, bahwa kebersihan wadah water kefir sangat penting. Setelah itu saya mulai mencoba membeli kultur yg baru, dan menjaga kebersihan kultur tsb. Setelah 2 atau 3 x panen, saya akan menggunakan wadah yg baru. Wadah yg lama itu saya cuci dgn sabun, dan saya keringkan, untuk dipakai lagi seminggu atau kemudian. Dgn cara ini, kultur saya terjaga kebersihannya. Dan sy tdk lagi mengalami masalah spt itu lagi.
Jadi jika melihat ada lapisan yg tidak biasa di atas kultur water kefir kita, jangan diminum, lebih baik dibersihkan. (Saya tdk tahu apakah kultur yg lama tsb masih dapat dipakai kembali).
Efek negatif yg kedua adalah tdk terlalu berbahaya, malah sedikit menyenangkan, yakni sewaktu saya menggunakan air tebu untuk mengkultur water kefir saya. Setelah beberapa hari, kelihatannya kadar alkoholnya menjadi tinggi. Setelah minum segelas, saya lalu menyetir mobil. Dan saya merasakan kepala saya agak fly seperti org mabuk ringan. Sy kira ini pasti efek dr water kefir di air tebu tadi.
Ada pula tulisan di internet yg mencampurkan ginseng ke dalam kultur water kefir. Efeknya adalah orang sesaat menjadi “fly” atau “trance,” tapi sebentar kemudian normal kembali. Karena itu tidak disarankan mencampur water kefir dgn tanaman2 obat. Dgn buah2an masih ok, tp hati2 jika dgn tanaman obat - efeknya bisa tdk terduga. Tapi saya tidak pernah mengalami hal tsb, dan tdk mengetahui seberapa benar hal ini. Namun ini membuka kemungkinan untuk meneliti water kefir lebih lanjut.
Semoga berguna.
Salam.
(hermanto - kesehatan.kompasiana.com)
tag : Efek Negatif JAPANISHE KRISTALL ALGEN, Efek Negatif Japanishe Kristall Algae, Efek Negatif Kristall Algae, Efek Negatif water kefir